Writen by
Info Pasti
12.13.00
-
0
Comments
Situs Judi Poker -RPP (26) nekad menabrak ibu kandungnya hingga meninggal dunia diduga karena hendak menguasai premi asuransi ibunya. Namun, sebelum semua itu terjadi, pihak kepolisian sudah mengungkap motif dibalik kecelakaan tersebut.
Ratina boru Tampubolon (54) ditabrak oleh anak kandungnya. Awalnya, pihak kepolisian menduga Ratina merupakan korban tabrak lari. Namun, setelah warga menemukan mobil pelaku baru disadari bahwa pelaku penabrakan tersebut adalah anak kandung korban.
Kejadian ini sempat membuat warga geger, karena seorang anak tega menghabisi nyawa ibu kandungnya. “Sejahat apapun seorang ibu kepada anaknya, tidak pernah seorang anak tega membunuh sadis ibu kandungnya,” demikian penuturan sejumlah ibu-ibu warga sekitar rumah korban ketika ditemui wartawan, Rabu (03/08/2016) seperti yang dilansir Newtapanuli.com.
Warga yang sudah mengenal betul keluarga itu mengatakan tak percaya jika motif pembunuhan itu dikarenakan sakit hati RPP kepada ibunya, sesuai pengakuannya kepada polisi.
Warga mengatakan, almarhum Ratina beberapa bulan lalu masuk salah satu asuransi. Dan, diketahui bahwa jika anggota asuransi meninggal, pewaris akan mendapat santunan kematian yang bisa mencapai ratusan juta rupiah. Belum lagi jika peristiwa yang menyebabkan korban meninggal adalah karena kecelakaan lalulintas, dimana akan ada puluhan juta asuransi Jasaraharja yang akan diterima keluarga atau pewaris. Dan, alasan itulah yang diyakini warga lingkungan kediaman korban.
Masih kata warga, kecurigaan itupun semakin mengerucut jika dikaitkan dengan kondisi keuangan RPP. Sepengetahuan warga, kredit mobil RPP sudah menunggak beberapa bulan.
Kecurigaan yang sama juga dirasakan P Pardede dengan istrinya R br Siahaan, yang masih keluarga dekat alamarhum. “Jika itu (pembunuhan berencana, red) benar dilakukan RPP, kemungkinan besar alasannya adalah uang,” begitu diungkapkan ketika ditemui di kediamannya.
Mereka menerangkan, almarhum Ratina memiliki 4 anak. Dari suaminya pertama, dikarunai 2 anak laki-laki dan 1 perempuan. Kemudian, dari suami kedua, yakni almarhum Raja Pardede, dikaruniai 1 anak, yakni RPP.
Anak perempuan almarhum saat ini bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia dan selalu memperhatikan ibunya, Ratina br Tampubolon. Bahkan, dia memasukkan ibunya menjadi anggota asuransi. “Kalau tidak salah, premi iuran per bulan mencapai Rp1 juta. Dan, kalau meninggal dunia, pewaris menerima sekitar Rp350 juta,” terang R br Sihaan.
Selain itu, anak perempuan almarhum juga memberikan modal usaha kepada adiknya, RPP. “Informasi yang kami dengar, uang itu dikirim Rp45 juta. Tapi yang dibayar RPP untuk DP mobil hanya sekitar Rp25 juta. Entah dikemanakan sisa uang itu. Padahal, kredit mobilnya kudengar sudah 3 bulan nunggak,” timpal P Pardede.
Di balik itu, mereka menerangkan kalau selama ini almarhumah sering mengeluh akan tingkah laku anak dan menantunya. “Hampir tiap hari pulang jualan kacang, selalu saja singgah di rumah ini. Dan, selalu pula cerita tingkah laku buruk anaknya, ia sering dipukul katanya.
Terpisah, Kapolres Tobasa AKBP Jidin Siagian menerangkan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Selain melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), pihaknya juga masih memeriksa beberapa saksi. Ditanya kebenaran dugaan warga itu, Kapolres mengatakan pihaknya masih menyelidiki lebih dalam. “Untuk sementara, RPP belum bersedia diwawancarai,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Ratina br Tampubolon yang ditemukan tewas ditabrak pada Jumat (29/7) malam, ternyata ditabrak oleh anak kandungnya sendiri, RPP. Semula, RPP merekayasa bahwa ibunya tewas akibat ditabrak lari.
Sebelumnya, Ratina yang merupakan penjual kacang rebus ditemukan tewas tertabrak saat berjalan kaki sepulang jualan kacang di Jalinsum Balige-Tarutung, tepatnya di Desa Longat, Kecamatan Balige, Toba Samosir (Tobasa), Jumat (29/7) sekira pukul 20.30 WIB.
Korban ditemukan dengan kondisi sangat tragis, dengan luka robek di bagian kening, luka di mulut dan pinggul remuk. Petugas kepolisian yang melakukan olah TKP saat itu mengatakan bahwa pengendara yang menabrak korban adalah pengendara mobil Suzuki, namun tidak diketahui keberadaannya dan diduga melarikan diri.
Malam itu juga, tak jauh dari lokasi kejadian, petugas kepolisian menemukan mobil pick-up BK 8044 DD yang masuk ke parit, namun pemilik mobil tak ditemukan. Setelah ditelusuri, polisi mengetahui bahwa mobil itu adalah milik anak kandung korban yang tewas ditabrak lari itu. Meski curiga, namun polisi tidak begitu saja menduga, namun melakukan penyelidikan lebih dalam.
Dan, kematian Ratina pun sebenarnya sudah menuai kecurigaan warga Desa Hauma Bange, Kecamatan Balige, yang merupakan tempat tinggal korban. Banyak masyarakat menduga kalau RPP adalah pelakunya. Sebab, rentetan kejadian kematian korban dengan tingkah laku anaknya, RPP, dianggap tidak wajar.
“Kalau tidak diamankan, begitu selesai penguburan almarhumah, RPP mungkin jadi bulan-bulanan warga. Sebab warga sudah geram,” tutur Binahar Napitupulu.
Dia menerangkan, di lokasi Ratina ditabrak, ditemukan kepingan mobil Suzuki. Dan, di hari yang sama, juga tak jauh dari lokasi korban ditabrak lari, tepatnya di parit Tara Bunga, sekitar 2 kilometer dari lokasi kejadian, ditemukan mobil pick-up milik anak korban. Kemudian, warga melihat bahwa tidak ada kesedihan di wajah RPP atas meninggalnya ibunya.
Warga yang sudah menaruh curiga kemudian bertanya kepada RPP. Namun saat itu RPP mengarang cerita yang tidak masuk akal. Hal itu yang membuat warga curiga, terlebih selama ini RPP sering ribut dengan ibunya.
“RPP mengaku mobil pick-up itu dipinjam orang. Dia mengaku seolah-olah dia dihipnotis hingga mau memberikan mobilnya begitu saja,” ujar Binahar.
Kepada warga, RPP mengatakan bahwa setelah mengantarkan ibunya ke daerah Hinalang untuk berjualan kacang, RPP bertemu dengan seseorang di depan Polsek Balige. Setelah diberhentikan, dia mengaku punggungnya ditepuk. Kepadanya, orang tersebut mengatakan akan meminjam mobilnya agar kreditnya bisa dibayar. Dan, dia mengaku memberikan mobil itu begitu saja. RPP mengaku bahwa yang meminjam adalah seorang bermarga Siregar.
“Ceritanya tak masuk akal. Justru itu yang membuat warga curiga. Saya sendiri pun tak yakin. Maka itu, saya coba bujuk RPP. Saya berikan pemahaman dan nasehat, akhirnya RPP mengaku bahwa ia sendiri yang menabrak ibunya. Alasannya, RPP mengaku kecewa dan sakit hati kepada almarhum yang selalu cerewet,” ujar Binahar.
masih kata Binahar, begitu pulang mengantarkan ibunya ke Longat, RPP singgah di sebuah rumah makan tak jauh dari lokasi kejadian. Saat ibunya melintas jalan kaki menuju arah Balige, niat jahat itu muncul. Dia berniat menabrak ibunya. Tak pikir panjang, niat itu dilakukan, kemudian mencoba merekayasa kejadian itu.
Tidak ada komentar
Posting Komentar